nusakini.com - London - Pertanyaan itu mungkin terasa retoris, mengingat hampir setiap musim Arsenal besutan Wenger selalu gagal memenuhi ekspektasi. Di musim ini, jangankan bersaing di papan atas Liga Primer Inggris, menembus zona Liga Champions saja mereka terlihat megap-megap.

Lihat bagaimana Arsenal kini terdampar di urutan keenam klasemen, berjarak 13 poin dari rival sekota Tottenham Hotspur di peringkat keempat. Ironisnya, The Gunners lebih dekat dengan zona degradasi (18 poin) ketimbang dengan sang pemuncak klasemen Manchester City (33 poin).

Kekalahan terbaru Arsenal dari tim promosi Brighton & Hove Albion, Minggu (4/3) lalu, kian mencoreng muka Wenger. Arsenal bahkan sudah tertinggal 2-0 di menit ke-26 sebelum kemudian bangkit namun cuma bisa membalas sebiji gol lewat rekrutan termahal mereka Pierre-Emerick Aubameyang.

“Kami bermain pasif, belum menemukan kepercayaan diri, dan kaki kami terasa berat. Sulit untuk bangkit dari apa yang terjadi pada kami pekan lalu [kalah dari Man City di final Piala Liga]. Empat besar? Nyaris mustahil, kami terlalu jauh tertinggal,” kata Wenger selepas dibekap Brighton.

Itu adalah kekalahan keempat beruntun Arsenal di semua ajang dan membuat tuntutan “Wenger Out” dari fans terasa lebih lantang dari sebelumnya. Wenger sendiri tetap bergeming sambil menegaskan bahwa dirinya “sudah berpengalaman untuk mengatasi situasi seperti ini”.

Selain rentetan hasil negatif, ada satu faktor lain yang bisa mendekatkan manajer Prancis itu menuju pintu keluar Arsenal, yakni persentase kemenangan sang manajer di Liga Primer musim ini. Ya, terhitung sejak menukangi Tim Meriam London pada musim 1996/97, inilah musim terburuk Wenger jika berkaca pada catatan kemenangan.

Di Liga Primer 2017/18, Wenger cuma bisa mengukir 44,8 persen kemenangan – angka terendah sepanjang kariernya bersama Arsenal. Dari 29 pekan yang sudah bergulir, Mesut Ozil dkk. cuma bisa menang 13 kali.

Meski persentase kemenangan tidak selalu berbanding lurus dengan tinggi-rendahnya peringkat akhir, angka 44,8 tersebut menjadi bukti nyata dari kemunduran Arsenal di Liga Primer. Banyak yang memprediksi Arsenal tidak akan beranjak dari urutan enam di akhir musim alias posisi finis terburuk di era Wenger. Sinyal pemecatan Sang Profesor pun semakin kuat.

Dalam situasi di ujung tanduk, Wenger tak punya pilihan lain kecuali memberikan respons secepat mungkin. Laga sulit kontra AC Milan di Liga Europa tengah pekan ini menjadi pertaruhan berikut. Setelahnya, masih ada sembilan laga sisa Liga Inggris yang bisa sewaktu-waktu membunyikan lonceng kematian bagi Wenger. (fft/om)